PENDAHULUAN
Bermula
dari Hadist Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan oleh Imam Muslim yang menjelaskan
tentang apa itu Islam, Iman, dan
Ihsan sebagai landasan dalam beragama
“Dari
Umar Radiallahuanhu Berkata : suatu ketika kami ( para sahabat ) duduk di
dekat Rasulullah SAW. Tiba – tiba
mincul kepada kami seorang lelaki mengenai pakaian yang sangat putih dan
rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan dan tak
seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Ia langsung duduk dihadapan nabi
lalu lututnya disandarkan kepada lutut nabi dan meletakkan kedua tangannya di
atas kedua paha nabi kemudian berkata : ”Wahai Muhammad! Beritahu kepadaku tentang Islam?” Nabi bersabda : “Islam adalah engkau bersaksi tiada tuhan
selain Allah SWT, dan bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah. Menegakkan
shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan haji ke
Baitullah jika mampu melakukannya”. Lelaki itu berkata : “Engkau Benar”
maka kami heran karena dia yang bertanya dia pula yang membenarkannya. Kemudian
Ia bertanya lagi “Beritahukan kepadaku tentang Iman?” Nabi bersabda “Iman adalah engkau beriman kepada Allah SWT,
Malaikat-Malaikatnya, Kitab-Kitabnya, Para Rasulnya, Hari Akhir, dan beriman
kepada takdir Allah SWT yang baik dan yang buruk” lelaki itu berkata “Engkau
Benar” dan dia bertanya lagi “beritahukan kepadaku tentang Ihsan?” Nabi
bersabda “Hendaklah Engkau beribadah kepada Allah SWT seakan-akan Engkau
melihatnya. Kalaupun Engkau tidak melihatnya, sesungguhnya dia melihatmu.”
Lelaki itu berkata lagi “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Hari Kiamat?” Nabi
bersabda “Yang ditanya tidaklah lebih tau daripada yang bertanya.” Dia pun
bertanya lagi “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya?” Nabi bersabda
“Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya, jika Engkau melihat orang
bertelanjang kaki, tanpa memakai baju, serta pengembala kambing telah saling
berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.” Kemudian
lelaki itu segera pergi. Umar pun terdiam sehingga Nabi bertanya kepadanya
“Wahai Umar! Tahukah Engkau siapakah yang bertanya tadi?” Umar menjawab “Allah
dan Rasulnya lebih mengetahui” Nabi bersabda “Dia adalah Jibril yang
mengajarkan kalian tentang Agama kalian.”(HR.
Muslim)
Dari konteks diatas kita dapat
mengambil point penting bahwasannya Islam
adalah engkau bersaksi tiada tuhan
selain Allah SWT, dan bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah. Menegakkan
shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan haji ke
Baitullah jika mampu melakukannya”. Point penting tersebut tercantum dalam
Rukun Iman yang lima yang sudah kita pelajari dan ketahui ketika kita pertama
mengenal Islam dengan satu tujuan yakni mentaati perintah Allah SWT dan
menjauhi segala larangannya.
Dalam mempelajari Islam ada yang
dinamai dengan Islam Normatif dan Islam Historis atau dengan kata lain Normativitas
atau Historisitas. Islam Normatif cenderung mengacu kepada persoalan
kontekstualiatas yang bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnah sedangkan Islam
Historis merupakan Islam yang tidak bisa dilepaskan dari kesejarahan dan
kehidupan manusia. Dengan demikian akan di bahas apa itu Islam dan apakah Islam
itu Normativitas atau Historisitas?
Definisi
Islam secara bahasa berasal dari kata salama yang berarti
selamat, tunduk, berserah dan damai. Sementara kata islam merupakan jamak dari
kata Aslama – Yaslimu – Islaman yang berati kepatuhan, ketundukan, dan
berserah. Kata kerja aslama berarti menyerahkan, mematuhi, dan tunduk. Yang
dimana penggunaan kata aslama menunjukkan mutlaknya dilakukan proses untuk
meraih keselamatan. Dengan maksud selamat yang diberikan kepada seseorang bukan
dalam bentuk pemberian tanpa kerja. Tetapi, untuk mendapatkan keselamatan
dibutuhkan proses dalam bentuk usaha dan kerja serius.
Definisi Lain
Secara Bahasa

Kata
salm memiliki arti damai atau
perdamaian. Yang merupakan sebuah ciri dari Islam bahwasannya Islam merupakan
agama yang senantiasa membawa umat manusia kepada perdamaian

Kata
aslama menunjukkan bahwa seorang
yang memeluk agama Islam merupakan seseorang yang secara ikhlas menyerahkan
jiwa dan raganya kepada Allah SWT.

Kata
saliim menunjukkan bahwa Islam
merupakan agama yang suci dan bersih yang mampu menjadikan para pemeluknya
untuk memiliki kebersihan dan kesucian jiwa yang dapat mengantarkannya pada
kebahagiaan hakiki baik di dunia maupun akhirat.

Kata
salama dimaknai bahwasannya Islam
merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia kepada keselamatan dan
kesejahteraan
Secara Istilah Islam dapat diartikan sebagai seorang
hamba yang taat kepada wahyu Allah SWT
yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya nabi Muhammad SAW yang
digunakan sebagai pedoman hidup dan juga sebagai hukum atau aturan Allah SWT
yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju kebahagiaan
dunia dan akhirat.
Dengan demikian, dapat ditarik poin-poin penting mengenai Islam
sebagai agama yang di ridhai Allah SWT sebagai berikut :






Pendapat Tokoh – Tokoh Mengenai Definisi Mereka Terhadap Islam

Islam
adalah agama Allah SWT yang di wasiatkan untuk mempelajari pokok-pokok dan
syari`atnya kepada nabi Muhammad SAW dan wajib menyampaikannya kepada seluruh
umat manusia

Islam
adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah SWT kepada masyarakat
manusia melalui nabi Muhammad SAW. Yang pada hakikatnya Islam membawa
ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal satu segi. Tetapi, mengenal berbagai
segi dari kehidupan manusia.

Islam
adalah agama perdamaian yang mengacu pada dua ajaran pokoknya. Yakni, keesaan
Allah SWT dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata bahwa
agama Islam selaras benar dengan namanya.
Islam Normatif
dan Islam Historis
Dalam meneliti Islam
haruslah ada kejelasan antara Islam Normatif atau Islam Historis yang kemudian
kata-kata tersebut tercantum dalam buku yang berjudul “Studi Agama Normativitas
atau Historisitas?” yang di karang oleh Dr. M. Amin Abdullah sebenernya kata
Normatif maupun Historis sama-sama mempunyai munasabah (keterkaitan) dalam
mendefinisikan Islam. Dalam buku yang berjudul “Pengantar Studi Islam” karangan
Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A. mendefinisikan Islam Normatif dan Islam
Historis yang hampir sama penyebutannya dengan Islam sebagai wahyu dan Islam
sebagai produk sejarah. Islam Normatif sama halnya dengan Islam sebagai wahyu
ilahi yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk kebahagiaan dunia dan
akhirat sedangkan Islam secara Historis atau Islam sebagai produk sejarah
adalah Islam yang dipahami dan Islam yang di praktekkan kaum muslim di seluruh
penjuru dunia, dimulai dari masa Nabi Muhammad SAW sampai sekarang.
Hubungan antara Islam Normatif dan Islam
Historis
Amin
Abdullah dalam bukunya mengatakan, bahwa hubungan antara Islam Normatif dan
Islam Historis ibarat sebuah koin dengan dua permukaan. Hubungan antara
keduanya tidak dapat dipisahkan. Tetapi,
secara tegas dan jelas dapat di bedakan.
Kesimpulan
Islam
merupakan agama yang murni dari Allah SWT yang di wahyukan kepada nabi Muhammad
SAW melalui perantara Malaikatnya ( Jibril ). Berpedoman kepada Al-Qur`an dan
As-Sunnah dan menjadi landasan bagi manusia tuk berpegang teguh pada keduanya hingga mereka selamat di
dunia dan akhirat.
Adapun
Islam Normatif dan Islam Historis hanya sebagai penguat akan keberadaan Islam
di muka bumi ini dan dapat juga di jadikan pelengkap fakta akan adanya Islam
sebagai Agama mutakhir yang akan selamat di akhir episode dunia kelak. Maka,
brangsiapa yang telah berpegang teguh pada ajaran Islam hendaklah mengerjakan
segala perintahnya ( Allah ) dan menjauhi segala larangannya ( Allah ) agar kita bersama-sama dapat
menjadi seorang muslim yang Kaffah dan di ridhai oleh Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amin. Studi Islam : Normativitas atau
Historisitas? : Yogyakarta. Pustaka Pelajar, 2011.
Nasution, Khairuddin. Pengantar Studi Islam : Yogyakarta. ACAdeMIA, 2012.
Mata-air-ilmu-pusat-kecemerlangan.blogspot.com/2013/05/hadist-iman-islam-dan-ihsan.html?m=1
Zaelaniqodir.blogspot.com/2011/06/islam-normatif-dan-islam-historis.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar